September 02, 2018

MALANG - BROMO - BATU SELAMA 6 HARI [PART 1]

Disclaimer: seluruh tulisan ini merupakan pengalaman pribadi saya dan tidak bermaksud menjatuhkan pihak lain, juga saya tidak di bayar untuk menuliskan review yang bagus atas sesuatu hal/tempat.

#############

Kali ini, saya memutuskan untuk mengunjungi kota Malang, Jawa Timur. Dan sesuai judulnya, biasanya orang-orang memilih rute Malang-Batu-Bromo. Tapi saya memilih Malang-Bromo-Batu. Kenapa?? Yaa karena maunya begitu aja hahaha

Liburan kali ini, saya akan berangkat dengan mama saya dan dua orang teman saya bernama Nopi dan Indah. Perjalanan kali ini, kami telah mempersiapkan segalanya dengan sangat matang, mulai dari transportasi, homestay, dan itinerary. Tepat tiga bulan sebelum keberangkatan, kami telah membeli tiket kereta api dengan rute Stasiun Pasar Senen (Jakarta) – Stasiun Malang (Malang) dan sebaliknya. Kami akan berangkat ke Kota Malang pada tanggal 17 Agustus 2018, dan perjalanan kembali ke Jakarta akan kami lakukan pada tanggal 21 Agustus 2017.

Pada tanggal keberangkatan, saya hanya berangkat bersama mama saya dan Nopi, karena Indah beli tiket dengan jam keberangkatan yang berbeda, dan tentunya harganya juga beda ya guys… lebih mahal !! hahaha dan untuk kepulangan, Nopi akan menggunakan pesawat.

Tiket kereta yang saya beli adalah KA Matarmaja kelas ekonomi. Untuk rute Jakarta-Malang dan sebaliknya, saya beli dengan harga 109K/orang/oneway, jadi ongkos PP Jakarta-Malang sebesar 218K/orang. Walaupun namanya ekonomi, tapi sudah pakai AC ya guys. So, don’t worry! ☺


Tiket KA Matarmaja Jakarta-Malang

Tempat Duduk KA Matarmaja

Sekarang, kamu bisa simak kisah perjalanan saya kali ini bersama mama, Nopi, dan Indah. Check it out !

DAY 1 (17 Agustus 2018): PERJALANAN MENUJU MALANG

Kereta kami, KA Matarmaja akan berangkat dari Stasiun Pasar Senen (Jakarta) pukul 15:15 dan akan sampai di kota Malang keesokan harinya sekitar pukul 07:51. Jadi perjalanan kali ini akan menghabiskan waktu sekitar 16 jam pemirsa!! Lama banget kan… hahaha Oh ya, KA Matarmaja ini akan berhenti di beberapa stasiun yang dilewati sekitar 10-15 menit. Jadi, untuk waktu berhenti yang agak lama dapat kalian manfaatkan dengan meregangkan badan di luar kereta, juga untuk beli makanan di toko/warung didalam stasiun tersebut lhooo..

Lalu, saya, mama saya, dan Nopi berangkat dari rumah ke Stasiun Tangerang menggunakan taxi online (taxol) dengan biaya 32K. Dari Stasiun Tangerang ke Stasiun Pasar Senen kami menggunakan komuter line dan saya tidak tau ongkosnya karena menggunakan kartu hehehe

Sesampainya di Stasiun Pasar Senen, kami langsung check in dan menunggu kereta KA Matarmaja datang. Tidak lama setelahnya, kereta datang dan kami langsung saja masuk kedalam dan menempatkan barang-barang kami ke bagasi di atas. Fyi, kali ini saya membawa 4 buah tas, yaitu 1 koper kecil ukuran 20”, 1 tas polo ukuran sedang, 1 tas no-brand ukuran sedang, dan 1 hand bag berisi cemilan! Hahaha karena perjalanan sangat jauh, saya telah mempersiapkan cemilan dan air minum 1 liter. Dan ternyata air minum saya kurang! OMG. Harus di tahan-tahan deh ngemilnya..

Oh ya, di kereta ini disediakan makanan dan minuman juga kok. Ketika di kereta dan sudah waktunya makan malam, para pramugari/a akan menawarkan makanan dan minuman pada para penumpang. Saya sendiri membeli satu paket nasi dengan ayam geprek seharga sekitar 20K-30K (saya lupa tepatnya). Untuk rasa pun so far so good. Saya dan mama tidak ada complain apa pun untuk makanannya. Dan ketika tengah malam pun, penumpang akan ditawarkan kopi dan the. Harga satu gelas kopi yang saya beli adalah 10K.

Semakin malam, kami semakin mengantuk dan tetap aja ga bisa tidur karena memang tidak nyaman tidur dalam posisi duduk. Tapi, gimana lagi guys.. tidur-tidur ayam aja deh.. hehehe

DAY 2 (18 Agustus 2018): EXPLORE MALANG & PERSIAPAN MIDNIGHT TREKKING BROMO

Ketika jam sudah menunjukan pukul 07:51 dan kereta sudah tiba di Stasiun Malang, kami segera menuju pintu keluar. Dan Indah sudah stand by bersama seorang teman yang berdomisili di Malang untuk menjemput kami menuju penginapan kami, yaitu Adel’s Guest House. Kalian pasti bingung kenapa Indah jemput kami… hahaha yaaa karena kereta dia berangkat pukul 12 siang dan tiba di Malang sekitar pukul 3 pagi. Jadi dia sudah menunggu kami sambil melihat-lihat wisata di sekitar stasiun.

Berapa sih harga kamar di Adel’s Guest House? Saya dan teman-teman memesan dua kamar type superior double tanpa breakfast untuk satu malam saja. Harga per kamarnya adalah 155K/kamar/malam. Satu kamar untuk dua orang, dengan fasilitas kamar mandi di dalam, dan kamar ber-AC. Dan saya dapat diskon, sehingga net price yang saya bayarkan adalah 140K/kamar/malam. Dan sebelum keberangkatan, seperti biasa saya melakukan konfirmasi ke pihak penginapan bahwa saya boleh di izinkan untuk early check-in karena kereta kami akan tiba pukul 8 pagi. Dan pihak Adel’s Guest House mengizinkannya selama ada kamar kosong. Oh ya, kami mendapatkan complementary snack yang lumayan banyak dan dua botol air mineral. Kamar mandiinya bersih dan luas. Ada air panas dan biasa. Plus receptionistnya ramah banget. Servicenya oke banget guys. So far, kami sangat puas dengan pelayanan Adel’s Guest House ! Very recommended guys ! ;)

Salah Satu Kamar di Adel's Guest House

Ok, kembali ke kisah kami.. setibanya di penginapan, kami sangat beruntung karena ada satu kamar kosong, dan kami langsung saja check-in tanpa berfikir panjang. Kami sangat lelah dan segera kami bergiliran untuk mandi dan bersih-bersih. Setelah menghabiskan waktu sekitar dua jam untuk berbenah dan beristirahat, kami langsung mengeksplor Kota Malang ini. Rute dan wisata yang kami pilih bisa kalian lihat dibawah ini, dan semua perjalanan menggunakan taxi online (taxol).


1. Homestay ke Bakso Bakar Pak Man. Biaya: 23K
2. Bakso Bakar Pak Man ke Jodipan. Biaya: 16K
3. Jodipan ke Malang Town Square (Matos). Biaya: 24K
4. Matos ke Toko Oen. Biaya: 27K
5. Toko Oen ke Alun-Alun. Biaya: 0 (Free karena jalan kaki)
6. Alun-Alun ke Homestay. Biaya: 17K

Cukup santai sih di hari pertama ini.. dan sedikit saya infokan, di Jodipan ini saya mengunjungi Kampung Biru Arema, Kampung Warna Warni, dan Kampung 3D. Saya membayar HTM sebesar 3K/orang, dan Kampung 3D 3K/orang. Kamu akan mendapatkan gantungan kunci yang dibuat oleh warga sekitar pada saat membayar HTM nya lhooo… kreatif sekali! Oh ya, kampungnya juga bersih, rapih, dan tertata sekali. Kagum!

Bahasan mengenai kuliner dapat dibaca di sini ya..


Salah Satu Spot Foto Di Kampung 3D

Salah Satu Spot Foto Di Kampung Biru 
Salah Satu Spot Foto Di Kampung Warna Warni


Alun-Alun Malang
Setelah selesai dengan semua rute di atas, kami kembali ke homestay untuk beristirahat karena malam nanti kami akan di jemput untuk perjalanan ke Bromo.

Tidak lama setelah kami tertidur pulas yang membutuhkan waktu sekitar 3 jam, pada pukul 22:00 kami pun bangun dan kembali bersiap-siap untuk perjalanan ke Bromo. Kami telah mem-booking private trip ke Bromo seharga 350K/orang dan sudah termasuk penjemputan dari homestay (jika homestay ada di tengah-tengah kota). Karena homestay kami ada diluar area penjemputan, maka kami sepakati untuk bertemu di Mc Donalds Kayu Tangan pukul 23:45. Sebelum berangkat, tidak lupa kami menitipkan pesan  ke receptionist homestay jika kami belum kembali sampai pada waktu check out (pukul 12:00 siang), maka mereka dapat mengeluarkan barang-barang kami dan kami titipkan sampai kami kembali. Saya dan mama sudah memindahkan barang-barang kami ke kamar Nopi dan Indah. Dan saya langsung mengembalikan kunci kamar ke receptionist.

Singkat cerita, kami pun tiba di Mc Donalds Kayu Tangan sekitar pukul 23:00 menggunakan taxol dengan biaya 20K. Kami memutuskan untuk makan terlebih dahulu.

Tepat pukul 23:45 kami sudah di jemput oleh driver kami menggunakan mobil Avanza dan kami sampai di tempat jeep sekitar satu jam setelahnya.

DAY 3 (19 AGUSTUS 2018): EXPLORE BROMO-PERJALANAN KE BATU

Jam sudah menunjukan pukul 00:30, segera kami naik ke jeep dan memulai perjalanan kami. Destinasi pertama kalau tidak salah bernama Penanjakan 1 Bukit Cinta. Untuk mencapai lokasi ini diperlukan waktu sekitar hampir 45 menit kalau tidak salah. Saya tidak begitu memperhatikan waktu karena saya sedikit pusing dan mual akibat jalanan yang bergelombang dan saya duduk dibelakang, juga udara yang semakin lama semakin dingin. Saya sampai membeli topi, syal, dan sarung tangan seharga 35K/set. Mama saya memakai perlengkapan punya adik saya yang sebelumnya sudah pergi ke Bromo.

Kami sampai di lokasi Penanjakan 1 Bukit Cinta sekitar pukul 02:00 dini hari, dan sangat amat dingin! Jaket dan perlengkapan yang kami gunakan tidak menyelamatan kami dari udara dinginnya. Alhasil kami sewa jaket seharga 25K/jaket (hasil di tawar ya). Kami menunggu waktu yang tepat untuk menaiki tangga untuk mencapai spot tertinggi untuk menikmati sunrise. Kami duduk disebuah warung dan menikmati teh hangat yang hangatnya  cuma sebentar saking dinginnya udara! Huft!

Setelah banyak turis pergi ke tangga, kami pun memulai perjalanan kami menuju Bukit Cinta. Ternyata saya tidak begitu kuat untuk menaiki tangga yang banyak dalam udara dingin hahaha saya dan nopi naik pelan-pelan, sementara mama saya tidak jadi naik karena mama merasa tidak sanggup! Dan Indah tentu saja melesat jauh didepan kami. Sesampainya  kami di atas, udara semakin dingin, bahkan mencapai 5°C ! Begitu ramai orang-orang yang ingin menikmati sunrise. Bahkan Indah sudah sempat men-tag tempat tetapi diusir oleh penjual tikar karena ada customernya yang akan duduk dan menggelar tikar disana! Damn! Dilokasi ini ada penyewaan tikar dan selimut guys.. Jadi kalau masih nunggu sekitar tiga jam seperti kami, kalian lebih baik duduk di tengah-tengah karena ada seperti tepat duduk yang ternyata fungsinya menopang plank nama lokasi tersebut. Lumayan loh duduk tiga jam di udara dingin.

Matahari pun akan terbit dan semua orang berdiri berebutan tempat untuk mendapatkan view sunrise terbaik. Saya sih hanya berdiri di atas tempat duduk saya itu. Lumayan bisa menikmati juga kok. Tapi hasil fotonya ya jelek karen banyak orang! Setelah ditunggu-tunggu dan masih cukup lama sampai matahari benar-benar terbit, saya dan Indah sudah tidak kuat menahan kencing. Sehingga kami memutuskan untuk turun. Dan ternyata tangga pun dipenuhi oleh para turis, baik turis lokal, maupun mancanegara. Saya sempat beradu argumen dengan seorang turis yang marah karena saya permisi mau turun. Sebagian orang dengan baik hati memberikan jalan. Tentunya saya selingi dengan mengucapkan maaf. Dan ternyata di tangga pun bisa mendapatkan spot foto sunrise yang okr loh! Arrgghh!!!! Kenapa saya harus repot-repot keatas sih?!

Dengan bersusah payah, saya dan Indah kembali ke warung yang kami jadikan basecamp bersama turis-turis lainnya dengan tentu saja buru-buru ke toilet. Mbak warungnya pun bilang kalau mama saya pergi kedekat tangga untuk lihat sunrise. Dan Nopi?? Wahh dia masih diatas saja sepertinya.  Karena tadi kami sempat terpisah.

Tak lama, Nopi pun datang dan kami beristirahat sebentar. Kami kembalikan jaket yang kami sewa. Dan setelah beberapa saat, kami melanjutkan perjalanan ke destinasi selanjutnya.

Saya dan Mama Saya Memakai Jaket Sewaan
Mama Memakai Jaket Sewaan
Menjelang Sunrise di Penanjakan 1 Bukit Cinta Bromo

Setelah puas dari Penanjakan 1 Bukit Cinta, kami dibawa ke lokasi-lokasi lain dikawasan Bromo Tengger Semeru ini. Saya tidak paham nama-nama lokasinya, tapi saya akan share ke kamu beberapa foto-foto kami saat menikmati Bromo.

Explore Bromo
Explore Bromo
Explore Bromo
Saya, mama, dan teman-teman sangat puas dengan pemandangan indah Gunung Bromo. Begitu cantiknya. Tapi sayang, Padang Savannah dan Bukit Teletubbies nya sedang dalam kondisi tidak bagus. Dan kami tidak naik ke kawah bromo ya. Karena saya yakin kalau saya tidak akan sanggup naik. Tangganya banyak boookk! Tadinya Indah mau naik, tapi antri sekali. Jadi, setelah explore bromo selesai sekitar pukul 10:00, kami segera diantarkan menuju meeting point dengan mobil yang sama yang mengantarkan kami sebelumnya. Dan kami meminta untuk di drop di restaurant, dan Bapak driver merekomendasikan untuk mencoba makan siang di Inggil Museum Resto. Kamu bisa baca ulasannya di sini ya.

Setelah selesai makan siang, kami segera kembali  ke homestay untuk melanjutkan perjalanan menuju Batu dengan menggunakan taxol dan biaya sebesar 40K  dan sekitar 45 menit perjalanan.

Kami pun tiba di Wukirmas Homestay sekitar pukul 15:00 dan kami segera check in. Karena kami semua lelah,  kami segera masuk ke kamar masing-masing, mandi, dan beristirahat karena besok kami akan explore Batu seharian penuh.

Pasti kalian mau tau kan harga kamarnya?
Well, kami kembali memesan dua kamar double bed tanpa breakfast dan tentu saja kamar mandi didalam masing-masing kamar. Harga yang kami bayarkan adalah 255K/kamar untuk dua orang. Kamarnya luas, bagus, dan tanpa AC ya, karena di kota ini suhunya sudah dingin. Dan saya dapat kamar yang menghadap ke jalan jadi bisa buka kaca kamar supaya udara masuk.

Kamar di Wukirmas Homestay

Tapi beberapa kali saya menemukan semut naik keatas tempat tidur dan ini mengganggu untuk saya. Dan urusan kamar mandi lebih parah lagi. Airnya ada yang panas dan biasa. Tapi keran air biasa selalu berubah menjadi panas. Kami komplain tapi disuruh tunggu 15-20 menit dan ini buang-buang waktu menurut saya karena mau mandi aja harus nunggu. Untuk air biasa pun mengalir sangat kecil jadi harus ditunggu terus sampe penuh. OMG. Urusan mandi ribet dan lama. Ada showernya juga sih, tapi yang pancurannya oke yang air panas. Dan kadang menjadi terlalu panas sehingga saya harus menunggu lagi. Oh ya, pastikan kamu bawa air minum ya. Di homestay ini tidak disediakan air mineral satu botol kecil pun! No complementary at all. Dan receptionist yang judes. Kami tidak diantarkan ke kamar kami sama sekali dan kami harus tanya disebelah mana kamarnya! Service yang berbeda jauh dari homestay kami di kota Malang.

Sisi bagusnya ada di balkon di lantai dua. Saya dan teman-teman menikmati sore di balkon sambil nge-teh cantik ditemani udara sejuk yang semakin sore semakin dingin.

*bersambung ke Part 2 ya guys.. Stay tune!

KULINER DI MALANG & BATU (PLUS OLEH-OLEH)

Disclaimer: Tulisan ini berdasarkan pengalaman saya pribadi dan tidak ditujukan untuk menjatuhkan siapapun. Tulisan ini murni pendapat saya pribadi.

#################

Sesuai dengan cerita saya sebelumnya yang bisa kalian baca di sini, saya sempat mencoba beberapa wisata kuliner yang saya dan teman-teman dapat dari hasil googling dan bertanya kepada beberapa driver taxol dan driver mobil sewaan kami sewaktu memakai jasa mereka di kota Malang dan Batu, Jawa Timur.

1. Bakso Bakar Pak Man di Jl. Diponegoro, Klojen, Malang

Kedai bakso bakar ini memiliki cara yang unik. Biasanya, pembeli dilayani, tapi di kedai ini kita self service guys. Jadi pembeli bisa pilih sendiri mau bakso (kuah) urat/halus atau tahu, dan ambil bihunnya plus kuahnya juga sendiri. Unik kan?

Kedai bakso ini menyediakan dua tipe hidangan, yaitu bakso kuah dan bakso bakar. Bakso kuah sendiri ada bakso halus, bakso urat, dan tahu dengan harga 3K/pc. Jadi dihitung per buah ya guys. Kalian perlu ambil mangkuk dulu, masukin bihunnya (bisa banyak lho, apalagi nambah), pilih baksonya, dan tuang kuahnya. Sayang sekali, sewaktu saya kesana, bakso halusnya sudah habis. Jadi saya hanya mengambil bakso urat dan tahu saja. Rasa baksonya menurut saya sama dengan bakso yang selama ini saya makan di rumah. Tapi yang berbeda adalah bihunnya yang berwarna agak biru. Unik. Dan masalah utama saya saat memakan baksonya adalah kuah yang terasa hangat saja. Saya terbiasa memakan bakso dengan kuah yang masih benar-benar panas ada asapnya (tapi tetap ditunggu agak hangat sebelum dimakan). Jadi pas sampai dimulut, kuahnya hangat cenderung dingin sih.. Tapi overall fine-fine aja sih.. Menolong disaat lapar guys.

Yang kedua, tentu sesuai namanya, bakso bakar. Bakso bakar juga bisa dipilih mau bakso halus atau bakso urat, dan mau pedas atau sedang. Harga per-porsinya adalah 30K (10 pcs) dan 45K (15 pcs).

Bakso Halus Bakar 10 pcs

2. Toko Oen di Jl. Jendral Basuki Rahmat, Kauman, Malang

Selanjutnya, kami direkomendasikan ke Toko Oen karena menurut info dari driver taxol kami, Toko Oen ini sudah lama berdiri dan terkenal dengan old fashioned ice cream nya.

Saya dan mama ingin memesan nasi campur, tapi ternyata sedang tidak available. Ditengah-tengah kebingungan, karena menu yang tidak sesuai selera kami, akhirnya saya dan mama memesan dua porsi Bakmoi. Kami tidak tau Bakmoi itu seperti apa. Kami hanya membaca tulisan "chicken soup, rice, etc". Jadi intinya sih ada soup ayam dan nasi aja makanya kita pilih. Sedangkan Nopi hanya memesan es krim, dan Indah memesan nasi goreng.

Lalu, pada saat pesanan kami tiba, ternyata Bakmoi itu seperti soto ayam tapi nasinya langsung dimasukan dalam mangkuk yang sama alias nasinya tenggelam! Waduh. Mama saya tidak begitu menyukai makanan yang seperti itu guys. Tapi apa daya, karena kami sudah lapar, kami tancap aja. Rasanya oke- lah. Not bad. Setidaknya akhirnya makan nasi!

Setelah itu, saya memesan dessert yaitu es krim. Saya memesan es krim yang diberi nama Sonny Boy. Lucu ya namanya. Tidak lama, pesanan kami datang. Saya langsung saja mencicipinya, dan  hmm.. Tekstur es krimnya kasar ya. Saya berasumsi karena slogannya "old fashioned ice cream", jadi es krimnya seperti tempo dulu. Bener gak sih??

Tekstur es krimnya tidak seperti es krim kebanyakan yang dijual di cafe-cafe di tempat saya tinggal. Memang sih, sebelumnya Nopi sudah kasih tau saya teksturnya, tapi kan saya penasaran ya.. Jadi deh saya beli. And again, for me, es krimnya oke aja. Saya makan sampai habis kok. Hahaha

Untuk harga masih reasonable kok guys.. Ga bikin kantong bolong lah 😉

Bakmoi
Es Krim Sonny Boy
Daftar Menu Toko Oen

3. Inggil Museum Resto di Jl. Gajah Mada, Kiduldalem, Malang

Resto ini sangat unik. Dengan konsep museum dan adat jawa yang kental, pembeli disuguhkan dengan dekorasi yang sangat amat jawa, juga seragam waiter/ess nya khas jawa. Saya sangat senang direkomendasikan oleh driver kami sepulang dari Bromo untuk mencicipi makanan di resto ini.

Inggil Museum Resto

Buku menu dan hidangannya tidak sempat saya foto. Sempat kami bingung melihat harganya, karena ada satu buku menu yang harganya berbeda dari yang lain. Mungkin lupa di update harganya.

Menu yang ditawarkan sama seperti resto-resto pada umumnya. Lele bakar/pecel, Ikan, Ayam, Pepes, Ati Ampela, Tempe Tahu, dll. Kami memesan 1 lele bakar, 1 pecel lele, 1 pepes tahu, 1 rempelo ati, 1 tempe tahu, 4 nasi putih, 2 aqua botol, 1 teh manis panas, dan 1 teh tawar panas, total yang kami bayarkan seluruhnya adalah 142K sudah termasuk PPN. Bill-nya masih tulis tangan guys (ada difoto dibawah). Dan saya menyadari harga di bill dan buku menu ada yang berbeda sekitar 1K. Tapi no problem, mungkin human error aja.

So far, saya suka makanannya. Indah pun yang biasanya makan sedikit, jadi lahap. Oh ya, satu porsi lele berisi 2 lele ukuran sedang. Kenyang banget! Dan enak guys! Very recommended!

Bill Pembayaran


4. Pos Ketan Legenda 1967 di Alun-Alum Batu

Tempat makan ini direkomendasikan oleh driver kami. Katanya, Pos Ketan Legenda ini terkenal!

Lokasinya terletak didekat alun-alun Batu. Saat mencari kedai ini, kami melewati pasar yang sudah seperti surga wisata kuliner. Jajanannya beragam. Bikin lapar malam-malam! Hahaha

Pada saat kami tiba, pembeli sudah pada antri di meja kasir. Dan tempat duduk pun penuh semua. Jadi mama menunggu didalam sambil nge-tag meja yang akan segera ditinggalkan pembeli sebelumnya, dan saya antri di kasir.

Saya memesan satu porsi ketan durian susu keju vla untuk mama, dan untuk saya sendiri, saya hanya memesan ketan susu keju, karena saya tidak suka duren dan saya hanya tertarik dengan kombinasi susu dan keju. Harganya pun saya lupa. OMG. Tapi tenang, ga akan bikin kantong bolong kok. Worth to try and very recommended guys!

Pos Ketan Legenda 1967 - Batu, Malang

Setelah selesai menikmati ketan susu, kami berjalan menyusuri pasar yang tadi kami lewati, dan berhenti sebentar untuk membeli martabak daging. Ternyata maksudnya martabak telur tapi isiannya daging guys. Kirain apaan martabak daging. Harganya yang paling murah 10K. Karena hanya pakai satu telur saja. Dan kami menghabiskan martabak itu di alun-alun kota Batu sambil menikmati malam, juga agar Bapak drivernya bisa sholat terlebih dahulu.

Segitu saja untuk kulinernya. Ada satu lagi berupa bakso malang, tapi tidak saya rekomendasikan, karena pelayannya jutek!!

OLEH-OLEH

Tak lengkap rasanya kalau pulang tanpa membawa buah tangan atau yang biasa kita sebut oleh-oleh. Kali ini saya sudah mengincar akan membeli Strudel Malang. Dan usut punya usut ke driver taxol, kami disarankan untuk membeli pia cap mangkok guys. Katanya sih ini oleh-oleh khas kota Malang.

Pertama, kita bahas Strudel Malang. Kebetulan penginapan kami di Batu dekat dengan salah satu outlet Strudel Malang. Saya membeli Strudel Apel seharga 63K dan Strudel Choco Peanut seharga 65K.  Sementara teman saya membeli Strudel Cheese seharga 65K dan Keripik Tempe Pizza seharga 19K. Strudel Malang ada dua bentuk, yang panjang dan bulat. Tapi kami lebih memilih Strudel yang panjang. Strudel ini pun punya varian rasa yang cukup variatif. Sayang saya lupa untuk mendokumentasikan price listnya.

Kedua, kami memilih untuk membeli Pia cap Mangkok dari sebuah Toko di Kota Malang. Jadi lah kami membelinya via ojek online walaupun dengan harga yang sedikit lebih mahal. Pia cap Mangkok juga memiliki banyak varian rasa juga jumlah isi yang berbeda-beda. Di menu ojek online ada pia isi 5 pcs, 12 pcs, dan 24 pcs. Tapi ketika  kami order, hanya tersedia pia isi 5 pcs. So, kami memesan pia isi 5 pcs. Pia cap Mangkok isi 5 pcs ini dijual dengan harga 17.5K/pc (di aplikasi ojek online), namun untuk pia isi duren dijual dengan harga 23K/pc. Saya tidak tau apakah harganya sama dengan membeli di tokonya ya.

Lalu, pada saat mengunjungi pusat oleh-oleh, saya menemukan wingko apel! Unik sekali. Jadi lah saya beli 2 bag seharga 15K/bag. Satu bag itu berisi sekitar 10 pcs wingko apel dengan ukuran kecil. Saya lupa untuk mendokumentasikan isinya. Maklum, blogger bajakan hahaha

Oleh-oleh kota Malang

Sekian kisah kuliner dan oleh-oleh dari kota Malang ini. Sampai bertemu di blogpost selanjutnya 😉

Xoxo
Jennyfer

February 24, 2018

PENGALAMAN BLOKIR REKENING PENIPU

[EDIT: CASE CLOSED]

Kasus ini telah selesai, karena RUDI WIJAYA telah mengembalikan dana share cost sebesar Rp. 1.700.000 ke rekening saya pada tanggal 02 Maret 2018. Dan saya telah membuat Surat Permohonan Pencabutan Pemblokiran Rekening untuk saya scan dan saya emailkan ke Bank BCA. Surat tersebut sudah saya emailkan pada tanggal 05 Maret 2018. Dan berikut adalah bukti suratnya :


=======================================================================
Akhirnya saya mengalami kasus penipuan teman-teman !!

Ceritanya, saya mengikuti salah satu group untuk saling berbagi info traveling. Dan seketika saya melihat ada yang posting di group untuk share cost ke Lembang Bandung (selanjutnya akan kita sebut Mr. A). Berhubung saya belum pernah ke Bandung sekalipun, maka saya otomatis tertarik donk yah... sesuai dengan postingan, saya meninggalkan nomor hp saya karena kami yang tertarik akan buat group whatsapp sehingga memudahkan diskusi. Singkat cerita, ditentukan lah sekertaris dan bendahara secara tidak langsung oleh sang ketua (Mr. A). Pada awalnya, saya ditunjuk menjadi bendahara, namun saya menolak karena saya sudah cukup disibukkan dengan online shop saya. Tidak lama kemudian, salah satu peserta yang bernama RUDI WIJAYA menawarkan diri untuk menjadi bendahara dan semuanya setuju. Para member group whatsapp yang setuju untuk trip ke Lembang Bandung ini, diharapkan melakukan commitment fee sebesar 200K per orang yang kemudian hari akan digunakan untuk booking transportasi berupa elf dan juga hotel. Maka, sang ketua memberikan 2 nomor rekening miliknya (bukan rekening BCA), dan Rudi Wijaya juga memberikan 1 nomor rekening (Bank BCA). Lalu saya memutuskan untuk transfer sebesar 400K pada tanggal 26 Januari 2018 pukul 09:46. Saya transfer 400K karena saya mengikut sertakan mama saya untuk trip ini. Dan saya transfer ke rekening BCA a/n RUDI WIJAYA menggunakan aplikasi m-banking BCA.

Lalu, pada hari Kamis di pertengahan bulan Februari 2018 (sebelum Imlek), secara tiba-tiba, Rudi Wijaya keluar dari group whatsapp. Saya dan teman-teman sangat surprise. Dan saya langsung chat personal ke Rudi Wijaya dan ternyata nomor saya sudah di block. Demikian juga dengan teman-teman group. Sepertinya kami semua di block oleh si penipu ini. Saya telepon, nomornya tidak aktif. Saya segera chat si penipu melalui aplikasi facebook messenger. Saya segera mengatakan bahwa tidak apa-apa dia tidak ikut, dan saya sertakan nomor rekening saya untuk dia transfer kembali uang dari 5 member group dengan total 1.700K. Namun, tidak lama, facebook saya pun di block.

Pada hari Jumat yang bertepatan dengan hari Imlek, kami ber 3 janjian bertemu di Stasiun Sawah Besar dan mencari si penipu ke alamat rumahnya. Namun hasilnya nihil. Rumah kost-kostan tersebut kosong. Pun kami bertemu ke rumah ketua RT setempat dan memang si penipu ini sudah diminta untuk pindah domisili dan belum dilakukan. Dan kami mendapatkan info bahwa si penipu ini terakhir datang ke rumah Ketua RT ini pada bulan Agustus 2017 untuk meminta surat keterangan untuk mengurus passport. Kami pun sebenarnya tau bahwa si penipu ini bekerja di Cambodia karena dia sendiri yang menyatakan hal itu di group, juga menawari saya lowongan pekerjaan disana. Segera mungkin, kami datang ke Polsek Sawah Besar untuk melaporkan kejadian ini, namun Pak Polisi disana menyarakan ke Polres Jakarta Barat karena lokasi korban melakukan transfer bermacam-macam, yakni di Tangerang, Depok, Jakarta. Kami segera menuju Polres Jakarta Barat, namun kami disarankan untuk melapor ke Polda Metro Jaya dengan membawa print out Rekening Koran / Mutasi Bank para korban yang memperlihatkan kegiatan transfer ke si penipu. Kami memutuskan untuk print rekening koran kami masing-masing dan dikumpulkan disalah satu teman kami pada hari Senin.

Senin pagi, saya segera telepon ke HaloBCA di nomor 1500888 dan mengadukan masalah saya. Lalu CS menanyakan beberapa informasi saya, dan segala macamnya. Pada akhirnya, Bank BCA sudah memblokir rekening si penipu RUDI WIJAYA. Dan saya diminta melengkapi berkas seperti fotocopy KTP, fotocopy bukti transaksi, surat pernyataan permohonan blokir yang di tandatangani diatas materai 6000, surat kronologi kejadian (ditunggu 1x24 jam) dan tanda bukti lapor dari kepolisian (ditunggu 3x24 jam). Soft copy (scan) dapat dikirim melalui email terlebih dahulu ke halobca@bca.co.id dengan subject Nomor Pengaduan, dan maksimal attachment 2.75 MB. Asli dokumen dapat diserahkan ke Bank BCA cabang terdekat.

Berikut stepnya :
1. Scan dan email soft copynya ke email halobca@bca.co.id (kecuali Tanda Bukti Lapor Kepolisian)
2. Print rekening koran kamu dan bawa ke Polsek / Polda setempat. Setelah saya ceritakan kasusnya, maka Pak Polisi membuatkan tanda bukti lapor seperti dibawah ini
3.  Scan Tanda Bukti Lapor dan kirimkan ke email halobca@bca.co.id
4.  Semua asli dokumen diserahkan ke Bank BCA Cabang terdekat

TANDA BUKTI LAPOR DARI KEPOLISIAN
SURAT PERMOHONAN PEMBLOKIRAN



SURAT KRONOLOGI KEJADIAN
Saya seharusnya menyerahkan seluruh data termasuk soft copy maksimal hari Selasa, namun karena saya harus bekerja dan saya agak sibuk, maka saya baru dapat mengirimkan sofcopy-nya pada hari Rabu dan hardcopy-nya saya serahkan seluruh dokumen di hari yang sama ke Bank BCA KCP Cikande karena cabang ini yang terdekat dari kantor saya. Bank BCA sempat menghubungi saya agar segera memberikan dokumennya karena jika tanpa dokumen, akan dianggap pencemaran nama baik. Dan setelahnya, Bank BCA pun menghubungi saya dan menginformasikan bahwa nomor si penipu sudah tidak aktif dan Bank BCA sedang meminta bantuan cabang dimana rekening si penipu dibuka. Dan saya diminta menunggu 7 hari kerja untuk hasilnya.

Fyi, tadinya kami ingin melaporkan bersama-sama, namun karena saya diberikan dateline untuk memberikan dokumen oleh Bank BCA, maka kami memutuskan untuk melaporkan masing-masing.

Saya tidak mempermasalahkan uang 400K tersebut, karena saya yakin tidak akan kembali. Namun, cara-nya yang saya tidak suka. Dan saya ambil langkah preventif agar RUDI WIJAYA tidak dapat melakukan penipuan-penipuan lainnya.

Dan saya pun puas terhadap layanan konsumen Bank BCA (bukan iklan loh ya...) 😉

Sekian curhatan kali ini.. ditunggu ya hasilnya...

xoxo
Jennyfer

February 20, 2018

BALADA LIBURAN KE YOGYAKARTA [PART 3]

Kamu bisa baca Part 1 disini dan Part 2 disini

DAY 3 – Jumat, 9 Februari 2018 (CANDI BOROBUDUR & GEREJA AYAM)

Hari ketiga ini, kami memutuskan mengunjungi Candi Borobudur dan Gereja Ayam. Tidak lengkap rasanya ke Jogja jika tidak ke Candi Borobudur, katanya sih begitu. Padahal, Candi Borobudur sudah tidak berada di wilayah kota Yogyakarta (Jogja). Candi Borobudur sudah masuk wilayah Magelang. Dan kami memutuskan untuk menggunakan angkutan umum.

Kami langsung menuju ke Halte Trans Jogja dan langsung menaiki Trans Jogja dari halte Malioboro menuju  Terminal Giwangan dengan tarif 3.500 per orang. Trans Jogja pun sangat ngebut ya ternyata.. hahaha Setelah sampai di Terminal Giwangan, kami naik bus besar yang menuju Semarang dan akan turun di Terminal Drs. Prajitno, Muntilan (menurut info yang saya terima dari orang-orang di sekitar Terminal Giwangan). 

Saya tidak bisa tidur karena bus ini kebut-kebutan seperti bus murni yang di Tangerang hahaha sama aja ya dimana-mana.. tarif yang dikenakan dari Terminal Giwangan ke Terminal Drs. Prajitno, Muntilan adalah 10K per orang. Ternyata, perjalanan itu jauh sekali lhoo.. saya kira dekat! Bus ini akan berhenti selama 15-20 menit Terminal Jombor dan saya melihat bus kecil (seperti kopaja di Jakarta), namanya Cemara Tunggal, dan bus itulah yang langsung ke Terminal Borobudur. Tapi karena saya tidak enak mau turun, maka saya tetap stay di dalam bus besar ini. Dan waktu berangkatnya pun bersamaan, jadi tidak terlalu menyesal juga :p

Begitu mendekati Terminal Drs. Prajitno, sang supir dan kernet bilang turun di pertigaan Ngepal / Gapura Palbapang.

Gapura Palbapang
Setelah turun di pertigaan Ngepal dan melihat Gapura Palbapang, kami menunggu bus kecil Cemara Tunggal atau Ragil Kuning yang menuju Terminal Borobudur. Fyi, ada dua bus kecil dari perempatan ini yang bisa kamu naiki jika ingin ke Terminal Borobudur, yaitu Cemara Tunggal dan Ragil Kuning. Tarif dari pertigaan Ngepal ke Terminal Borobudur adalah 5K per orang. Total perjalanan dari Malioboro Jogja ke Terminal Borobudur adalah sekitar 2-3 jam.

Begitu sampai di terminal, saya di tawari naik becak yang saya lupa tarifnya dan kami setuju. Dipertengahan jalan, Bapak tersebut menawarkan untuk ambil paket yang akan di antar sampai ke Bukit Rhema dimana Geraja Ayam dan Punthuk Setumbu berada. Dan saat saya tarifnya, sang Bapak hanya bilang tergantung saya saja setelah melihat medan dan pelayanannya. Lalu kami deal, dan sang Bapak mengganti becaknya ke rumahnya dan keluar membawa sepeda motor. Jadi satu motor bertiga.. udah kayak cabe-cabean hahaha

Tujuan pertama, kami langsung dibawa ke Bukit Rhema. Ternyata lokasinya cukup jauh ya.. bayangkan aja kalau tadi kami mau jalan kaki, bisa capek sebelum sampai di Gereja Ayam-nya. Sesampainya di atas bukit, Bapak ojek menunggu diparkiran dan kami harus menaiki tanjakan dan tangga yang membuat kami lelah ! kami tidak menyangka akan seperti ini hahaha tapi, everything was worthed it when you reach the place lhoo... Gerejanya unik. Benar-benar berbentuk Ayam. Sebelum masuk, kami berfoto dulu di luar. Lalu karena matahari sangat terik dan panas, kami memutuskan untuk masuk ke Gereja Ayam dengan HTM 15K per orang dan tiket bisa ditukar dengan snack singkong goreng plus sambal !
Kami mulai berkeliling Gereja Ayam. Di lantai bawah ada mushola dan ruang doa. Otomatis teman saya berdoa disana, siapa tau dapat jodoh katanya hahaha dan setelah puas di lantai bawah, kami naik ke lantai 2 dan 3, sampai ke mahkota nya. Pemandangan di mahkota ayam-nya sangat cantik. Gunung-gunung terlihat jelas karena kebetulan lumayan cerah. Anginnya sejuk. Puas deh foto-foto ala AADC kata teman-teman saya.

Tiket Masuk Gereja Ayam - Bukit Rhema
Gereja Ayam - Bukit Rhema
Pemandangan Dari Mahkota Kepala Aya\m
Setelah puas berfoto, kami turun kembali dan di lantai 2 ada cafe dan tempat penukaran snack. Kebetulan kami langsung duduk saja di kursi yang menghadap ke gunung. Serasa lunch di hotel yang mahal ya.. padahal makannya singkong goreng cocol sambal.... jadi lapar saya hahaha  

Oh ya, kamu bisa naik dan turun bukit dengan menggunakan jeep dengan tarif 7K per orang sekali jalan. Tapi kami lebih memilih untuk berjalan kaki saja baik pada saat naik atapun pada saat turun.

Sebelum turun, kami memutuskan untuk singgah di warung punya nenek yang sewaktu naik tadi barengan dengan kami. Kami minum kelapa muda seharga 15K dan membeli air mineral seharga 5K. Setelah menikmati kelapa muda, kami turun melalui tangga yang banyak itu. Turun lebih mudah dari pada naik nya hahaha Kami menghabiskan sekitar tiga jam diatas sana.

Setelah itu, kami menuju Candi Borobudur. Kami diarahkan Bapak ojek untuk beli tiket dulu dan tunggu didalam karena Bapaknya bisa masuk tanpa tiket karena orang daerah. Kami membayar 32K per orang kalau tidak salah. Entah ada discount apa sehingga dapat potongan harga. Setelah kami masuk, kami tunggu si Bapak dan kami bertemu. Bapak ojek tadi sekaligus menjadi juru foto kami. Teknik nya bagus juga lho.. ga perlu kamera mahal, hasilnya memuaskan (buat saya lho ya..). Kami menghabiskan waktu sekitar tiga jam disini, ditengah teriknya matahari, karena kami sampai di lokasi ini jam satu siang ! bisa bayangin kan rasanya panas-panas harus eksis foto-foto hahaha padahal orang-orang berteduh, kecuali bule ya.. yaudah, anggap aja saya bule LOL Oh ya, kami naik sampai atas ya... kebayang donk turunnya juga panas-panas gitu.. but everything was really awesome.

Setelah lelah berkeliling, kami memutuskan untuk segera kembali ke Jogja karena sudah pukul 15:00. Bapak ojek menawarkan untuk beli oleh-oleh namun kami tolak karena memang tidak ada budget untuk beli oleh-oleh disana. Segera lah kami diantar ke Terminal Borobudur. Sebelum kami pergi, kami tentu harus bayar ya.. saya tanya biasa dikasih berapa dan si Bapak bilang 150K. Jelas saya bilang tawar dan akhirnya deal 120K. Jadi seorang kami hanya kena 60K. Setelah itu, kami tanya ke warga disana tempat makan disekitar terminal, dan ada ibu yang punya warung lagi lewat dan di minta ibu yang saya tanya untuk ikut dengan ibu itu. Akhirnya kami makan soto ayam & nasi. Harga nya relatif murah namun saya lupa hehehe

Untuk perjalanan pulang, kami naik bus Cemara Tunggal dari Terminal Borobudur sampai ke Terminal Jombor. Tarif bus ini adalah sebesar 20K per orang, namun untuk turis mancanegara (bule) yang duduk diseberang saya, dipatok tarif 30K per orang. Otomatis saya menawar untuk tarif saya 15K per orang, dan jelas-jelas di tolak ! hahaha akhirnya kami pun bayar 20K per orang. Lagi-lagi bus ini fast and furious saudara-saudara... tapi untung selamat ya.. butuh waktu sekitar hampir 2 jam untuk sampai di Terminal Jombor. Setelah itu, saya naik Trans Jogja dengan tarif 3500 per orang untuk sampai di halte Malioboro 1. Ternyata banyak sekali orang yang akan menaiki rute ini. Otomatis kami berdiri. Tapi no worries, I’m good lah.. berdiri sebentar aja kok.

Sesampainya di Malioboro, kami mengunjungi Mall, menyusuri Malioboro, beli roti dan kopi, makan malam, dan kembali ke penginapan. Untuk esok hari, kami belum punya rencana. Kita lihat besok pagi saja ya. Hahaha

Fyi, biaya perjalanan pergi lebih murah dari pulang lho.. tapi tanpa tiket masuk ya.. hehehe cek di post paling akhir ya.

DAY 4 – Sabtu, 10 Februari 2018 (ALUN-ALUN KIDUL & MALIOBORO)

Hari terakhir ini, kami belum ada plan. Karena kami sudah lelah sekali, maka kami memutuskan untuk membeli oleh-oleh, meyusuri Malioboro, dan ke Alun-Alun Kidul.

Jam menunjukan pukul 16:00. Saatnya kami menuju Alun-Alun Kidul. Dengan berbekal Google Maps, kami menyusuri jalan. Kami benar-benar mengikuti Google Maps dan menujukan jarak 2.2 KM. Well, kami tetap berjalan kaki seperti turis-turis bule lainnya. Walaupun banyak yang menawarkan memakai becak, namun kami tetap berjalan kaki, bahkan saat pulangnya. Jadi, total kami berjalan kaki adalah 4.4 KM. Benar-benar berkeringat. Namun menyehatkan lhoo..

Pada perjalanan menuju dan pulang dari Alun-Alun Kidul, kami melewati Taman Sari. Menurut info dari Mba yang punya penginapan, Taman Sari sudah tutup pukul 16:00, maka kami sama sekali tidak menengok kedalam, karena tujuan kami hanya ke Alun-Alun Kidul.

Begitu sampai di Alun-Alun Kidul, kami hanya duduk-duduk dan menyaksikan banyak orang yang mencoba melewati tengah-tengah pohon beringin kembar dengan mata tertutup. Mitosnya, siapapun yang dapat melewatinya dengan mata tertutup, keinginannya akan segera di kabulkan. Entah benar atau tidak.. terserah kalian ya guys mau percaya atau tidak 😃 

Kami hanya menikmati sore itu dengan minum wedang ronde, melihat-lihat sekitar, dan berjalan kembali ke penginapan kami di Malioboro.

Wedang Ronde di Alun-Alun Kidul
Mobil-Mobilan Di Alun-Alun Kidul
*Untuk hari ini, tidak ada biaya transportasi yang dikeluarkan karena kami hanya berjalan kaki.*

DAY 5 – Minggu, 11 Februari 2018 (PERJALANAN JOGJA – JAKARTA)

Hari ini kami sudah akan kembali ke Jakarta. Kereta kami akan berangkat pukul 09:00 pagi. Kami sudah bersiap-siap mulai pukul 06:00 pagi dan sarapan sebentar dipenjual nasi kucing dekat penginapan kami. Lalu kami memesan gocar untuk mengantarkan kami ke Stasiun Lempuyangan dengan total tarif & tips 13K.

Tidak lama kereta kami datang dan kami segera saja masuk ke tempat duduk kami. Kali ini kami menggunakan KA Bogowonto yang semua seatnya 2-2. Space kakinya lebih luas dan kursinya lebih empuk. Menurut saya pribadi, KA Bogowonto lebih nyaman dari KA Bengawan kemarin. Ya, lagi-lagi, ada harga ada rupa.

Tempat Duduk di Dalam KA Bogowonto
Tepat pukul 09:00, kereta kami berangkat, dan dijadwalkan akan sampai di Stasiun Pasar Senen Jakarta pada pukul 17:29. Dan kereta ini berhenti di 12 stasiun, antara lain Tugu Yogyakarta, Wates Kulon Progo, Jenar, Kutoarjo, Kebumen, Gombong, Kroya, Purwokerto, Ciledug Cirebon, Cirebon Prujakan, Haurgeulis, Jatinegara.

Begitu sampai di Stasiun Pasar Senen, kami masih harus melanjutkan perjalanan ke Stasiun Tangeran dengan rute Stasiun Pasar Senen – Duri, Duri – Tangerang. Dan ternyata penumpangnya sangat ramai sehingga agak sulit untuk kami yang membawa tas keril yang lumayan besar. Tapi itu semua tidak masalah asal dilalui dengan rasa senang. Akhirnya saya sampai di rumah sekitar pukul 20:00 dan harus segera beres-beres, mandi, dan tidur karena besok pagi harus kembali bekerja.

Itulah lika-liku perjalanan liburan saya ke Jogja. See you on next trip ! 😉

PS : Biaya transportasi akan saya list dibawah ini ya.. namun tanpa makan dan jajan-jajan syantiekk ya.. check it out !

xoxo
Jennyfer


Biaya Perjalanan Selama 5 Hari Di Jogja (Diluar Parkir, Makan, & Jajanan)

Perhitungan Biaya Untuk 1 orang


DAY 1
Tiket KA Jakarta – Jogja
78.000
Tiket KA Jogja – Jakarta
220.000
Penginapan (300.000 : 2)
150.000
DAY 2
Sewa Ojek Seharian Include Driver & BBM
140.000
Gocar Stasiun Lempuyangan – Penginapan (17.000 : 2)
8.500
Tiket Masuk Candi Prambanan
40.000
Tiket Kereta Mini di Prambanan
10.000
Tiket Masuk Candi Plaosan
3.000
Tiket Masuk Candi Ijo
5.000
DAY 3
Trans Jogja Malioboro – Terminal Giwangan
3.500
Bus Besar Terminal Giwangan – Pertigaan Ngepal
10.000
Bus Kecil Pertigaan Ngepal – Terminal Borobudur
5.000
Tiket Masuk Gereja Ayam Bukit Rhema
15.000
Tiket Masuk Candi Borobudur
32.000
Sewa Ojek (120.000 : 2)
60.000
Bus Kecil Cemara Tunggal Terminal Borobudur – Terminal Jombor
20.000
Trans Jogja Terminal Jombor – Malioboro
3.500
DAY 5
Gocar Penginapan – Stasiun Lempuyangan (13.000 : 2)
6.500
TOTAL BIAYA PERJALANAN SELAMA DI JOGJA 5 HARI
810.000